PUISI LISAN TRADISIONAL

Lawas (puisi lisan tradisional Sumbawa) yang merupakan cermin jiwa anak-anak, getar sukma muda-mudi dan orang tua.
Mengumandangkan lawas itu tergantung pada waktu lawas itu ditembangkan. Ulan atau langgam lawas itu terbagi atas tiga bagian. Kalau ditembangkan di padi hari dikenal dengan nama ULAN SIYEP (pagi hari), bila dikumandangkan saat teriknya matahari dikenak dengan ULAN PANAS ANO dan ditembangkan dikala senja hari dikenal ULAN RAWI ANO.
Menembangkan lawas itu ada temung (lagu/langgam). Di Sumbawa Temung (lagu) lawas ini dikenal ada dua, disebelah timur Sumbawa dikenal dengan TEMUNG ANO SIYEP dan disebelah barat dikenal dengan TEMUNG ANO RAWI.
Pembagian lawas pada umumnya terdiri dari lawas tau ode (anak-anak), lawas taruna dadara (muda mudi), dan lawas tau loka (orang Tua).
Lawas Tau ode (anak-anak)
Lawas tau ode mengedepankan tentang dunia anak-anak yang penuh kocak. Berikut ini contoh sebait lawas anak-anak.

Ma tunung adi matunung


Meleng tunung ku beang me


Jangan jadi kembo kopang



Terjemahan bebasnya :
Mari tidur marilah tidur

Bangun tidur ku beri nasi

Campur susu kerbau yang sehat

Lawas Taruna Dadara (Muda Mudi)
Lawas taruna dadara (muda mudi) intinya berkisar sekitar perkenalan, percintaan, berkasih kasihan, perpisahan, beriba hati.
==========================================================================
Ketika bertemu antara jejaka dan gadis ketika menanam atau disaat memotong padi di sawah, dikala menonton keramaian karapan kerbau atau permainan barempuk antara keduanya terjadi pertautan batin, tapi mereka belum berkenalan masih dalam pase memendam perasaan, maka telah terjadi kelumrahan seperti tercermin lawas berikut :

Ajan sumpama ku lalo


Ku tarepa bale andi


Beleng ke rua e nanta

Terjemahan bebasnya:
Seandainya aku bertandang

Mampir di rumah adinda

Adakah gerangan belas kasihan
==========================================================================
Ketika muda mudi berada di alam romantik rasa cinta kasih memenuhi sukmanya untuk melahirkanisi hatinya dinyatakan dalam lawas cinta kasih sebagai berikut :

Nanmo lalo kau surat


Bawa salam doa kaku


Na’ mole lamin nonda ling



Tenri kalom ko kertas


Kusurat kewa ai mata


Sia baca kewa katawa



Terjemahan bebasnya;
Malayanglah kau duhai surat

Antarkan salamsejahteraku

Jangan pulang tanpa pesan


Jatuhlah kalam di kertas

Ku gores sembari cucuran air mata

Ku baca dengan tawa riang
==========================================================================
Manakala muda mudi telah berkenalan dalam saling cinta mencintai maka tersembullah perasaan kasih dan sayang tiada taranya. Pemuda menyatakan kasihnya dalam lawas berkasih-kasihan yang penuh romantik.

Pitu tin ku layar barat


Haram untung ku lako lin


Le lema sia si ku asa



Lamin tetap mo pang sia


Bose sangangkang lit rea


Na’ beang bilu lako lin



Terjemahan bebasnya:


Tujuh tahun mengarungi musim

Haram jodoh ku pada yang lain

Cepat dan lamban cinta kupasrahkan kepada mu


Jika pendirian sudak mantap

Kayuhkan dayung arah samudra

Jangan berpaling pada yang lain
==========================================================================
Dalam dunia muda mudi ada pertemuan yang mengasikkan namun dibalik itu mustahil tidak terjadi hal-hal yang kurang menyenangkan misalnya saling cemburu, tuduh menuduh, curiga mencurigai antara yang satu dengan yang lain. Kalau sudah memuncaknya cemburu tiada saling percaya lagi akibatnya timbulnya keputusan yang diakhiri dengan kegagalan cinta. Contoh lawas perpisahan yang sangat memilukan hati.

To gili benru kadadi


Lis pio barema ngibar


Dapat palabu baseka


Saling buya do mo tokal



Terjemahan bebasnya



Adalah pulau baru menjelma


Sekawan burung serempak mengepak sayap


Tiba di pelabuhan lalu berpisah


Saling cari telah berjauhan tempat



Perpisahan sudah barang tentu menimbulkan kesedihan yang memilikan hati (beriba hati).

Lawas iba hati dilahirkan dengan perasaan sedih derita dan air mata.



Benan mo sia kaka e


Tetap mo bangka ya layar


Aku po gila salingong



Terjemahan bebasnya;

Bahagialah kanda kini
Perahu yang ditumpangi sudah pasti
Diriku di rundung bimbang 
(Dea Ranga)

0 komentar:

Posting Komentar